Gempa
dan tsunami merupakan momok yang sangat menakutkan bagi semua orang apalagi di
Indonesia. Indonesia merupakan negara yang dilalui pergerakan lempeng bumi. Semenjak
terjadinya gempa dan tsunami yang telah meluluh lantakkan Aceh pada tahun 2004
dilanjutkan dengan gempa yang silih berganti seperti di Jogja, Nias, Bengkulu,
Sumatera Barat, dan juga gempa dan tsunami yang terjadi di kepulauan Mentawai. Berdasarkan
hasil penelitian sejarah tsunami di Indonesia antara tahun 1612 sampai dengan
2000 yang pernah dilakukan oleh Latief et al. (2000), kemudian dilengkapi
dengan kejadian tsunami 10 tahun terkahir didapatkan bahwa, tidak kurang dari
118 kejadian tsunami pernah terjadi di perairan Indonesia, 90% tsunami
dibangkitkan oleh aktivitas tektonik, sedangkan 9% akibat vulkanik dan 1% oleh
tanah longsor.
Perlu
kita ketahui bahwasanya Indonesia masih perlu melakukan pembenahan dalam
menghadapi bahaya dari gempa tsunami, baik itu dari sisi infrastuktur maupun
mental masyarakat. Melihat fenomena gempa dan tsunami yang terjadi di
Indonesia, pemerintah, selaku pembuat kebijakan publik, mulai membuat peraturan
tentang bahaya gempa dan tsunami seperti PP-RI No. 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dan juga dan PP-RI No. 64 tahun 2010
tentang Mitigasi bencana di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Sehingga,
dengan ini, dapat mereduksi dampak yang di timbulkan. Ragam cara yang dapat
dilakukan untuk menghadapi bencana gempa dan tsunami yang terjadi adalah
membangun bangunan yang tahan gempa, membuat jalur evakuasi, melakukan
sosialisasi dalam mempersiapkan bencana gempa dan tsunami.
Salah
satu cara yang efektif dalam melakukan edukasi/pembinaan menghadapi gempa dan
tsunami adalah melakukan sosialisasi dalam kelompok-kelompok sosial yang ada di
masyarakat. Anda bisa bergabung dalam kelompok-kelompok mereka seperti kelompok
majelis ta’lim, kelompok ojek, organisasi kepemudaan, kelompok tani, dll. serta
andapun bisa memanfaat masjid sebagai sarana untuk melakukann sosialisasi ini.
Untuk
memudahkan dalam melakukan sosialisasi maka saya membuat bahan sosialisasi bagi
kelompok sosial yang ada geluti. Semoga dengan ini, masyarakat indonesia
teredukasi dalam penanganan gempa dan tsunami.
Ada
tiga komponen utama yang harus kita ketahui dalam menghadapi gempa dan tsunami
yang terjadi yaitu:
1.
Ada beberapa hal yang harus kita persiapkan seandainya
terjadi gempa dan tsunami sehingga dapat mereduksi dampak kerusakan yang
terjadi.
Penanganan sebelum gempa dan tsunami
a.
Mengenali
apa itu gempa dan tsunami serta dampak yang di timbulkan.
b.
Pastikan
bahwa struktur dan letak rumah kita dapat terhindar dari bahaya gempa. Lakukan
evaluasi dan renovasi bangunan agar terhindar dari gempa bumi.
Bagaimana teknis membangun rumah aman dari gempa akan
saya jelaskan dalam tulisan selanjutnya yang khusus membahas tentang “teknis
membangun rumah aman gempa”.
c. Kenali
tempat lingkungan tempat bekerja. Perhatikan letak dari pintu keluar, tangga
darurat, lift, dan tempat berlindung ketika terjadi gempa. Belajar menggunakan
P3K, alat pemadam kebakaran, dan catat nomor telepon penting yang dapat
dihubungi ketika terjadi gempa seperti nomor polisi, nomor kebakaran, dan nomor
keluarga.
d.
Atur
tata letak perabot dirumah seperti lemari diusahakan menempel pada dinding
dengan dipaku atau diikat untuk menghindari jatuh atau roboh saat terjadi
gempa. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar
terhindar dari kebakaran dan selalu mematikan air, gas, serta listrik apabila
tidak digunakan.
e.
Penyebab
celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat kejatuhan material
jadi benda-benda yang berat sedapat mungkin untuk meletakkanya di bawah dan cek
kestabilan benda-benda yang tergantung misal lampu hias.
f.
Persiapkan
alat-alat yang harus ada setiap saat seperti P3K, Senter/lampu baterai radio,
makanan suplemen dan air.
g.
Mengetahui
tempat-tempat evakuasi/shelter ketika terjadi tsunami.
h.
Selalulah
memohon ampun kepada Allah dan berdoa agar terhindar dari segala marabahaya
yang akan terjadi.
2.
Saat
terjadi gempa
a.
Jika
berada didalam bangunan, lindungi badan dan kepala dari reruntuhan bangunan
dengan bersembunyi di bawah meja, mencari tempat aman, hindari berada didekat
dinding, lemari, dan barang-barang yang kemungkinan bisa runtuh. Lari keluar
apabila masih dapat memungkinkan.
b.
Jika
berada di luar bangunan atau area terbuka; hindari bangunan yang ada disekitar
kita seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll. Perhatikan tempat kita berpijak
hindari apabila terjadi rekahan tanah.
c.
Jika
sedang mengendarai, segera hentikan mibil dan keluar dari mobil.
d.
Jika
berada didekat pantai, jauhi pantai dan cari shelter evakuasi atau lari ke
tempat yang tinggi jika memungkinkan. Hindari daerah pegunungan atau tebing
yang mugkin terjadi longsoran.
e.
Ketika
terjadi gempa, jangan langsung panik.
3.
Sesudah
terjadi gempa
a.
Keluar
dari bangunan tempat kita berada dengan tertib. Jangan keluar menggunakan lift
atau eskalator/tangga berjalan. Periksa jika ada yang terluka segera lakukan
P3K. Telepon dan minta tolong jika terluka parah.
b.
Periksa
lingkungan sekitar jika terjadi kebakaran, gas bocor, arus pendek listrik, dll.
c.
Jangan
memasuki bangunan yang sudah terkena kerusakan dari gempa karena kemungkinan
masih dapat reruntuhan.
d.
Mendengar
informasi valid tentang gempa dan kemungkinan tsunami, bisa melalui radio,
televisi, atau internet.
e.
Jika
terjadi tsunami, pergilah ke shelter dan, kalau masih memungkinkan, pergi ke
tempat yang lebih tinggi.
f.
Jangan
panik dan jangan lupa berdoa kepada Allah demi keamanan dan keselamatan kita
semua.
semoga dengan tulisan ini mampu membuat kita sadar akan bahaya gempa dan tsunami dan melakukan penanganan yang tepat jika terjadi.
sumber: http://inatews.bmkg.go.id/mitigasi.php
mitigasi bencana itu memang penting, agar ketika bencana terjadi masyarakat tidak panik
BalasHapus